Pria Baya Di Jenewa

Pada suatu petang di tempat terbuka, saya terkesima melihat seorang pria baya menggelar alas mengenakan sarung mendirikan shalat di kaki langit Jenewa yang mulai remang-remang. Dasar turis, saya menggapai kamera diam-diam mengabadikan pemandangan di depan mata. Saya yang seagama, saya yang norak. Penduduk setempat yang kebanyakan tak peduli agama, kristen atau katolik tapi tak ke gereja, agnostic dan ateis terserah mau dipanggil apa, malah tak peduli dengan pria baya bersarung yang khusyuk dalam shalatnya.

Kenapa aku yang “beriman” justru terusik perjalanannya dengan shalat si pria baya? Ah hampir lupa, di negaraku ibadah harus di tempat yang tlah tersedia, tempat terbuka macam jalanan dan fasilitas umum lainnya, bukan tempat ibadah. Shalat pria baya itu tidak sah! Dan kenapa orang Jenewa tak menghentikan shalat pria baya itu!!! Betapa bodohnya…

Djakartaku, 9 Desember 2016.
Fit MS

dscf1610adscf1614a

 

 

Leave a comment